Rabu, 21 Maret 2018
Sore ini, menjelang buka puasa, keluarga gua, keluarga pakdhe, keluarga bulek berencana untuk menjenguk simbah buyut yang sudah rawat inap selama 2 hari di rumah sakit.
Bersiap-siap lah kami. Ketika gua udah siap, pakdhe bilang,
"Loh Rara mau ikut bawa mobil sendiri ?"
"Iya pakdhe"
"Oh satu mobil aja Ra"
"Oh kalau gitu saya tinggal aja Pakdhe nemenin simbah"
Alhasil persiapan gua siasia wkwk, gua malah disuruh masak sama Ida sepupu gua buat nyiapin buka puasa sembari nungguin simbah di rumah.
Disela-sela gua masak sama Ida tiba-tiba nyokap gua telfon dengan suara yang amat sangat lirih,
"Ra, ra, simbah buyut udah ga ada... Tolong kasih tau simbah"
Kaget aja lagi dijengukin tiba-tiba ga ada. Suasana menjelang magrib kali ini terasa sangat mencekam. Iya mencekam, kita belum nyalain lampu-lampu karena hektik di dapur ditambah mendengar informasi ini. Oke. Hela napas bentar. Kemudian baru gua dan Ida bergegas ngasih tau simbah dan saudara-saudara gua kalau simbah buyut udah ga ada.
Simbah buyut gua ini lahir di tahun 1918, jika dihitung umurnya sudah 100 tahun. Sudah sangat tua sekali, tapi ketika salaman sama gua(terakhir sekitar bulan desember kali ya gua ketemunya) beliau masih ngeh kalau gua ini buyut nya namanya "Rara". Huhu menulis ini gua jadi ngebanyangin waktu simbah buyut nyalamin gua dengan menyebutkan nama gua, "Rara". Yang menarik disini, gua baru tau kalau dulunya simbah buyut gua ini adalah seorang veteran. Kebayang dong secara sudah hidup dari jaman penjajahan. Setelah itu, "katanya" simbah gua ini adalah seorang bengkel.
Upacara pemakaman dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2018. Tamu yang hadir begitu banyak, mengingat simbah buyut gua ini hidup dengan lintas banyak generasi. Masing-masing keluarga bertemu dengan pelayat yang merupakan rekanan nya. Jangan heran kalau tidak mengenali pelayat, musti nanya siapa dan baru dipanggilkan anggota keluarga yang merupakan rekanannya. Gua pun banyak tidak mengenali saudara gua, karena saking banyaknya dan tinggal dimana-mana.
Simbah buyut meninggalkan,
8 orang anak
26 orang cucu
40 orang buyut
20 orang canggah
YaAllah semoga simbah buyut ditempatkan ditempat terbaikNya, dilapangkan jalan kuburnya, dibebaskan dari siksa kubur dan siksa neraka, diterima segala amal dan ibadahnya, terima kasih yaAllah telah diberi kesempatan untuk bertemu kepada beliau.
Selamat jalan simbah buyut....
Sore ini, menjelang buka puasa, keluarga gua, keluarga pakdhe, keluarga bulek berencana untuk menjenguk simbah buyut yang sudah rawat inap selama 2 hari di rumah sakit.
Bersiap-siap lah kami. Ketika gua udah siap, pakdhe bilang,
"Loh Rara mau ikut bawa mobil sendiri ?"
"Iya pakdhe"
"Oh satu mobil aja Ra"
"Oh kalau gitu saya tinggal aja Pakdhe nemenin simbah"
Alhasil persiapan gua siasia wkwk, gua malah disuruh masak sama Ida sepupu gua buat nyiapin buka puasa sembari nungguin simbah di rumah.
Disela-sela gua masak sama Ida tiba-tiba nyokap gua telfon dengan suara yang amat sangat lirih,
"Ra, ra, simbah buyut udah ga ada... Tolong kasih tau simbah"
Kaget aja lagi dijengukin tiba-tiba ga ada. Suasana menjelang magrib kali ini terasa sangat mencekam. Iya mencekam, kita belum nyalain lampu-lampu karena hektik di dapur ditambah mendengar informasi ini. Oke. Hela napas bentar. Kemudian baru gua dan Ida bergegas ngasih tau simbah dan saudara-saudara gua kalau simbah buyut udah ga ada.
Simbah buyut gua ini lahir di tahun 1918, jika dihitung umurnya sudah 100 tahun. Sudah sangat tua sekali, tapi ketika salaman sama gua(terakhir sekitar bulan desember kali ya gua ketemunya) beliau masih ngeh kalau gua ini buyut nya namanya "Rara". Huhu menulis ini gua jadi ngebanyangin waktu simbah buyut nyalamin gua dengan menyebutkan nama gua, "Rara". Yang menarik disini, gua baru tau kalau dulunya simbah buyut gua ini adalah seorang veteran. Kebayang dong secara sudah hidup dari jaman penjajahan. Setelah itu, "katanya" simbah gua ini adalah seorang bengkel.
Upacara pemakaman dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2018. Tamu yang hadir begitu banyak, mengingat simbah buyut gua ini hidup dengan lintas banyak generasi. Masing-masing keluarga bertemu dengan pelayat yang merupakan rekanan nya. Jangan heran kalau tidak mengenali pelayat, musti nanya siapa dan baru dipanggilkan anggota keluarga yang merupakan rekanannya. Gua pun banyak tidak mengenali saudara gua, karena saking banyaknya dan tinggal dimana-mana.
Simbah buyut meninggalkan,
8 orang anak
26 orang cucu
40 orang buyut
20 orang canggah
YaAllah semoga simbah buyut ditempatkan ditempat terbaikNya, dilapangkan jalan kuburnya, dibebaskan dari siksa kubur dan siksa neraka, diterima segala amal dan ibadahnya, terima kasih yaAllah telah diberi kesempatan untuk bertemu kepada beliau.
Selamat jalan simbah buyut....